DAFTAR ISI BLOG

CARA MEWASPADAI SUMBER AIR MINUM KELUARGA


Bunda--- Air adalah sumber kehidupan, ungkapan yang memang benar dan tidak terbantahkan sedikitpun. Bahkan air minum adalah sumber kehidupan bagi keluarga dan anak-anak tercinta. Kehidupan anak-anak sangat tergantung dengan kualitas air minum yang kita miliki. Apa lagi bagi bunda yang memiliki anak balita di rumah, tentu sangat rentan sekali dengan masalah air minum ini. Kita tentunya tidak menginginkan kesehatan dan pertumbuhan anak-anak kita terganggu hanya karena air minum yang sangat tidak sesuai dengan standar kesehatan yang sudah ditentukan.

Dalam postingan kali ini kita akan coba mengulas tentang bagaimana cara mewaspadai dan mengantisipasi sumber air minum kita, agar aman dikonsumsi keluarga dan anak-anak kita yang masih balita.

Kebanyakan keluarga di Indonesia telah menggantungkan dirinya dengan pemenuhan air minum dari sumber air pada PDAM, PDAM sudah menjamin sesuai dengan standar kualitas mereka bahwa air yang diproduksi telah layak untuk dikonsumsi keluarga. Tetapi memang untuk meningkatkan kualitas ini agar semakin layak dan aman dikonsumsi keluarga ada beberapa cara dan tips yang dapat kita lakukan untuk lebih membersihkan air PDAM yang memang masih mengandung zat dan obat campuran dari PDAM seperti Kaporit dan Tawas (alumunium sulfat).  Seperti misalnya untuk air minum lakukan pengendapan air selama satu malam sebelum dikonsumsi, penyaringan dengan filter khusus, atau menggunakan alat menyaring dan mengolah air yang banyak beredar dipasaran. Tujuannya agar semua obat dan zat-zat yang masih terkandung bisa hilang dan tidak ikut terminum oleh keluarga kita.

Di Indonesia yang memang masih kaya dengan sumber mata air alami ini, masih banyak keluarga yang menggunakan sumber air dari sumur sendiri. Karena itu kesehatan dan keamanan sumur air minum tergantung pada kita untuk mengatasinya. Seperti dilansir nationalgeographic, sebagian besar orang di dunia termasuk Amerika mendapatkan sumber air dari sumur sendiri, karena itu tergantung pada kita apakah perlu melakukan pengujian. American Academy of Pediatrics memiliki rekomendasi baru untuk membantu keluarga memperhatikan sumurnya agar benar-benar aman dan layak dikonsumsi.
seperti berikut ini;

1. Lakukan Pengujian Air Sumur
Ujilah ari sumur kita untuk mengetahui zat-dan kandungannaya, seperti konsentrasi nitrat dan kontaminasinya di setiap tahun. mencaari kerusakan atau bahaya tercemar beberapa kali dalam setahun, dengan mengirimkan contoh air ke laboratorium yang sudah teruji ditempat anda. 

2. Minta Pendapat Pakar dan Ahli
Tanyakanlah pada pakar dan ahli yang menguasai bidang ini, tentang komposisi air sumur kita tergantung pada berbagai faktor, seperti kedalaman sumur, dimana posisi daerah kita tinggal, dan kedekatan dengan tangki septik, yang mempengaruhi pengujian apa yang harus kita lakukan. Departemen kesehatan setempat dapat membantu kita untuk menemui ahli dan pakar air yang tepat.

3. Pengawasan dan pengujian secara rutin dan berkala
Lakukan pengujian lebih sering lagi jika bunda sedang hamil atau memiliki anak berusia di bawah 1 tahun. Alasan lain untuk pengujian terdeteksi tambahan adalah: penyakit yang tidak tedeteksi penyebabnya, kontaminasi sumur tetangga, perubahan rasa atau bau air dari sumur kita, atau akibat dari adanya pembangunan dan perbaikan yang dilakukan berdekatan dengan sumur kita.

4. Ansipasi jika  sumber air Dari Sumur Bermasalah
Gantilah dengan air kemasan atau air mineral lain jika hasil uji anda menunjukan tingkat nitrat tidak aman di dalam sumur. Karena jika terbukti nitrat tinggi akan sangat berbahaya sekali, bayi sangat rentan akan keracunan nitrat, yang dapat menyebabkan mereka kekurangan akan oksigen. yang bisa berakibat fatal bagi bayi kita.

Demikian Cara mengatasi dan mewaspadai sumber air minum keluarga untuk keamanan sikecil, semoga artikel ini bermanfaat bagi bunda sekeluarga. terimakasih. 

CARA TEPAT MENGHADAPI KEJANG KARENA DEMAM PADA ANAK

Bahaya_Kejang
Bunda--Apabila balita Anda tiba-tiba demam disertai kejang, tak perlu panik. Ini bukan berarti ia mengalami epilepsi. Yang penting tetap tenang dan hadapi dengan cara yang tepat. Apa lagi jika kita sudah tahu penyebab kejangnya karena panas yang terlalu tinggi.

Tubuh anak atau bayi yang sedang mengalami demam panas tinggi akan mengeras alias kejang-kejang. Walaupun tidak semua anak mengalami hal itu, tetap sebagai orang tua perlu waspada jika anak mengalami panas tinggi. Sebab kadang penyakit kejang atau step datang dan pergi sehingga sangat mengkhawatirkan.

Sebagai orang tua tentu tidak ingin kehilangan anaknya. Sebab anak kelak yang akan jadi generasi pewaris kehidupan kita. 

Salah satu mengapa anak terkena step atau kejang bila mengalami panasa adalah apabila suhu tubuh sudah mencapai 38-40 derajat celcius. Tidak semua anak jika suhu tubuhnya sampai ini kemudian langsung kejang, namun rata-rata anak suhunya sampai tingkat itu.

Sedangkan anak yang mudah step atau kejang hanya mereka yang imun atau kekebalan tubuhnya lemah. Biasanya anak yang imun tubuh lemah mudah sakit. Maka dari itu orang tua perlu waspada terhadap anak jika sedang panas tinggi.

Kemudian anak yang jika tubuhnya panas disertai dengan berbagai macam penyakit  seperti pilek, radang tenggorokan, muntaber, dan diare kadang menyebabkan anak kejang atau step. Selain itu faktor dari keturunan juga bisa menyebabkan anak terkena kejang.

Kejang demam yang dikenal juga dengan istilah stuip atau stip, terbagi dalam 2 kelompok. Yakni kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks, yang sering dialami anak-anak di bawah usia 5 tahun.

Tidak berulang. Kejang demam berbeda dengan kejang epilepsi. Kejang epilepsi terjadi berulang terus-menerus dan tanpa diawali demam. Sedengkan kejang demam sederhana cenderung tidak berulang dan tidak terus menerus, namun diawali demam. Sementara kejang demam kompleks, berisiko lebih tinggi untuk terjadi pengulangan serangan serta bisa berkembang menjadi epilepsi.

Untuk mendeteksinya, dr. Irawan Mangunatmadja, SpAK, dari Divisi Neurologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSUP Cipto Mangunkusumo, Jakarta menyarankan agar mencatat dan mengukur pada suhu berapa balita mulai mendapat serangan kejang. Sebab setiap anak memiliki batas toleransi yang berbeda.

Bukan akibat infeksi saraf. Ciri khas kejang demam adalah karena kenaikan suhu tubuh di atas 38ºC dan bukan akibat adanya infeksi pada susunan pusat saraf. Contohnya, pada saat balita terkena radang tenggorokan dan demam tinggi, ia mengalami kejang.

Definisi demam. Demam adalah gejala dari suatu penyakit. Balita disebut demam bila suhu tubuh lebih dari 38ºC (bila diukur lewat ketiak, tambah 0,7ºC). Selain demam, gejala-gejala balita mengalami kejang demam adalah:

  • Kehilangan kesadaran atau pingsan
  • Tubuh, kaki dan tangan menjadi kaku
  • Biasanya kepala anak terkulai ke belakang, disusul dengan munculnya gerakan kejut yang kuat dan kejang-kejang
  • Kulit berubah jadi pucat, bahkan menjadi biru
  • Bola mata terbalik ke atas, gigi terkatup
  • Kadang-kadang disertai muntah
  • Pada beberapa anak, nafas bisa berhenti beberapa saat
  • Tidak bisa mengontrol buang air kecil maupun besar
Serangan berlangsung hanya beberapa menit dan kejang-kejang akan berhenti. Kesadaran balita bertahap kembali pulih.

Apa yang haru dilakukan jika anak Kejang?

Jika anak mengalami kejang demam, sebaiknya Anda tetap tenang, lalu, lakukanlah hal-hal berikut.

  • Catat waktu kejangnya untuk dilaporkan pada dokter, jika perlu.
  • Agar anak tidak cedera, pindahkan benda-benda keras atau tajam yang berada dekat anak.
  • Tak perlu menahan mulut anak agar tetap terbuka dengan meletakkan sendok atau benda-benda lain di antara giginya. Hal ini dikhawatirkan justru akan membahayakan anak.
  • Miringkan posisi tubuh anak dengan kepala sejajar atau sedikit lebih rendah agar dia tidak menelan cairan muntahnya sendiri (karena bisa mengganggu pernapasannya).
  • Setelah anak benar-benar sadar, beri obat penurun panas (parasetamol). Jadi, sediakanlah obat penurun panas dan obat anti kejang yang telah diresepkan dokter anak.
  • Bujuklah ia untuk banyak minum dan makan makanan berkuah atau buah-buahan yang banyak mengandung air. Dengan demikian, cairan tubuh yang menguap akibat suhu tinggi bisa cepat tergantikan.

Segera bawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut , jika:
  • Kejang berulang atau berlangsung sampai lebih dari 5 menit.
  • Anak tidak sadar setelah kejang berakhir.
  • Anak sulit bernapas.

Ke dokter jika:
  • Demam hingga 40ºC
  • Kejang pada separuh tubuh
  • Mengalami kelumpuhan separuh badan setelah terserang kejang
  • Mengalami kelumpuhan sementara atau menetap
  • Mengalami kejang berulang lebih dari 2 kali sehari
  • Saat kejang, balita berumur kurang dari 6 bulan
  • Kejang berlangsung lebih dari 15 menit.

Demikianlah bunda cara mengatasi dan menghadapi anak dan bayi kita yang kejang karena demam dan panas tubuh yang dideritanya. Semoga artikel ini bermanfaat untuk merawat baby kita. terimakasih. wassalam 

Sumber: http://www.ayahbunda.co.id/