Home » , , » CARA PENCEGAHAN DINI PENYAKIT ALERGI PADA BAYI DAN ANAK

CARA PENCEGAHAN DINI PENYAKIT ALERGI PADA BAYI DAN ANAK

Gambar: Family Herbal
Sebagian besar gejala penyakit alergi (seperti gatal-gatal/kemerahan di sertai bentol di kulit, bersin di pagi hari, eksim susu pada bayi dan lainnya) dapat dengan mudah diketahui oleh siapa saja, baik orang tua maupun dokter. Namun, bagaimana cara mengatasinya ?

Inilah jawaban dari pertanyaan di atas. Dokter Anda akan segera memberikan obat untuk menghilangkan gejala alergi tersebut dan menganjurkan untuk segera menghentikan pemberian obat/makanan/minuman atau apapun yang diduga kuat sebagai penyeba gejala alergi tersebut.

Para ahli berpendapat bahwa penyakit alergi yang tidak ditangani dengan baik, sebagian besar akan berkembang menjadi penyakit alergi yang lebih berat dan lebih sulit ditangani. Penyakit alergi yang berat (eksim kronis, rhinitis kronis, asma) akan sangat mempengaruhi kualitas hidup anak dimasa yang akan datang.


Faktor Penentu

Telah diketahui bahwa terjadinya penyakit alergi pada seseorang terutama ditentukan oleh interaksi antara faktor genetik (keturunan) dan lingkungan (paparan terhadap penyebab alergi). Upaya pencegahan alergen/zat penyebab alergi sejak dini) sangat dianjurkan oleh para peneliti pada tahun-tahun belakangan ini, yaitu bayi/anak dicegah untuk tidak terpapar dengan zat yang bersifat alergenik pada awal masa bayinya, sehingga gejala alergi tidak segera muncul pada masa itu.

Sampai dengan saat ini tidak banyak intervensi yang bisa dilakukan terhadap faktor genetik (keturunan). Para ahli mengatakan bahwa faktor lingkungan inilah yang mempunyai peranan sangat besar dalam menentukan terjadinya alergi pada seorang anak. Faktor lingkungan ini dapat kita kendalikan agar gejala alergi pada seseorang tidak terjadi pada awal kehidupannya.

Berdasarkan kepustakaan, diketahui bahwa resiko seseorang untuk menderita alergi dapat diketahui dari riwayat penyakit alergi (asma, rhinitis alergi dan eksim) yang diderita oleh kedua orangtua dan saudara sekandung. Bila salah seorang orang tua menderita alergi, maka kemungkinan anak yang dilahirkan akan menderita alergi sebesar 20% - 40%. Bila kedua orang tua menderita penyakit alergi, kemungkinannya lebih besar yaitu 40% - 60%. Bila kedua orang tua mempunyai manifestasi alergiyang sama, maka resiko alergi yang akan diderita anaknya akan bertambah menjadi 50% - 80% Bila kedua orang tua tidak menderita alergi sama sekalipun, ternyata anak mereka masih mempunyai kemungkinan untuk menderita alergi sebesar 5% - 15%.

Minimalkan Alergi Sejak Awal

Pada bayi/anak usia dini yang mempunyai risiko alegi ini, para ahli menganjurkan agar :

1. Pemberian ASI ekslusif minimal sampai dengan bayi berusia 6 bulan, dianjurkan pemberian ASI sampai dengan dengan 2 tahun. Selama menyusui, ibu tidak dianjurkan mengonsumsi/ minum susu sapi.

2. Penundaan pemberian makanan padat pertama (bubur susu, biskuit) sampai usia bayi 6 bulan.

3. Pemberian makanan yang bersifat hiperalegenik (Seafood, kacang tanah, telur dll) pada usia di atas 2 tahun, bahkan ada peneliti yang menganjurkan di atas usia 3 tahun.

4. Pada bayi dengan ibu dalam keadaan tertentu dan terpaksa tidak dapat memberikan ASI (ekslusif), dianjurkan pemberian susu formula hipoalergi (susu H A)

5. Menghindari asap rokok untuk ibu dan bayi, hindari aeroalergen, cegah polusi udara dan cegah infeksi virus pada usia dini.

Demikianlah dengan perlakuan seperti di atas, para ahli mengatakan bahwa terjadinya alergi pada bayi dapat dikurangi atau ditunda, sehingga mencegah kerjadian alergi yang berat dikemudian hari. Menjadi tugas bagi kita semua, baik petugas kesehatan dan orang tua agar anak-anak kita dapat terhindar dari penyakit alergi sejak dini. Apalagi, tak dipungkiri mencegah memang lebih baik dari pada mengobati.

0 komentar:

Posting Komentar