TIPS CARA MENDIDIK ANAK AGAR TIDAK MANJA, KERAS KEPALA DAN MANDIRI

Tips Mendidik Anak Agar Tidak Manja, Keras Kepala dan Dapat Mandiri. Dalam kehidupan berkeluarga, setiap orang tua tentu mengharapkan anak-anaknya dapat tumbuh menjadi anak-anak yang baik, dapat dibanggakan dan mempunyai karakter atau sifat-sifat yang positif dalam segala hal. Kebanyakan orang tua akan melakukan segalanya demi membahagiakan anak-anak mereka dengan memberikan segalanya yang mereka inginkan, namun ternyata hal ini tidak selalu baik dalam proses mendidik anak. Banyak anak yang dibiasakan hidup dengan kenyamanan dan tidak pernah merasa sulit dalam hidupnya cenderung menjadi manja dan tidak dapat mandiri. Sebagai orang tua, kita perlu berhati-hati dalam pengasuhan anak pada masa perkembangannya karena setiap didikan kita dapat berpengaruh besar bagi kehidupan sang anak di masa depan. Berikut adalah tips bagaimana mendidik anak dengan baik agar tidak manja, keras kepala dan dapat menjadi mandiri.


    1. Jangan menuruti semua keinginan anak

    Walaupun Anda sangat mencintai anak Anda, menuruti semua keinginannya bukanlah cara mendidik anak dengan benar. Tindakan tersebut hanya akan membuat anak Anda menjadi anak yang manja dan selalu mengandalkan orang lain. Jika sejak kecil anak sudah dimanjakan dengan mengikuti semua keinginannya, dampak ke depannya anak akan menjadi anak yang tidak mandiri dan malas karena selalu berpikir ada orang tua yang akan memberikan semua yang diinginkannya. Biasakanlah anak Anda untuk berusaha mengerjakan tugas mereka sendiri agar mereka dapat belajar bertanggung jawab untuk diri mereka sendiri.


    2. Jangan terlalu banyak melarang

    Rasa keingintahuan anak terhadap dunianya sering kali membuat mereka ingin mencoba melakukannya secara leluasa. Ketakutan orang tua adalah jika hal-hal terburuk terjadi pada anak Anda. Makanya kebanyakan orang tua memberi larangan atau batasan terhadap suatu hal yang bisa membahayakan anak. Larangan hanya membuat rasa penasaran bagi anak untuk melakukannya dan dapat menjadikan anak berbohong kepada orang tuanya. Komunikasi dua arah adalah solusi terbaik untuk mengingatkan anak alih-alih melarang anak melakukan hal-hal yang ingin mereka lakukan. Beri tahu mereka tentang risiko yang mungkin terjadi dan mintalah anak Anda untuk berhati-hati.


    3. Ajar anak untuk tidak berbohong

    Jangan sekali-kali memberikan contoh pada anak Anda untuk berbohong. Ajar mereka untuk selalu terbuka tentang keadaannya dalam segala hal, baik itu menyangkut perasaannya, atau kendala-kendala yang dihadapinya. Jangan membiasakan anak Anda tertutup tentang perasaan mereka terhadap Anda. Dengan cara ini, Anda sudah mendidik anak Anda untuk bertindak jujur dalam kehidupannya.


     4. Jangan sekali-kali menghukum dengan kekerasan fisik

    Sering kali Anda sebagai orang tua merasa marah atau kesal terhadap ulah atau kelakuan anak-anak Anda yang buruk dan cara ampuh untuk membuat anak jera adalah dengan hukuman fisik. Salah satu contoh tindakan hukuman fisik yang sering dilakukan kebanyakan orang tua adalah memukulnya. Entah itu menggunakan tangan, kaki atau benda-benda lainnya yang dapat Anda gunakan untuk memukul anak Anda. Hal tersebut sama sekali tidak dibenarkan. Jika Anda memiliki anak kecil dan ketika mereka melakukan suatu kesalahan, Anda dapat memberi tahu secara baik-baik dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh mereka tanpa memberikan hukuman fisik dan jika Anda memiliki anak yang usianya mungkin sudah beranjak remaja atau sudah mengerti keadaan, Anda bisa menerapkan sistem disiplin terhadap mereka. Kekerasan fisik hanya akan membuat jiwa anak Anda terluka, bukan hanya fisik atau tubuh mereka yang terluka. Dan itu akan berdampak negatif pada pertumbuhan jasmani dan emosi mereka. Hukuman fisik dalam bentuk apapun hanya akan menakutinya dan akan membuat anak semakin tidak menghormati Anda, menjadi keras kepala dan memberontak terhadap Anda.


    5. Kasih dan perhatian

    Seorang anak akan merasa nyaman dan bahagia apabila orang tua mereka menunjukkan kasih dan perhatian pada saat anak memang membutuhkan hal itu. Kepedulian orang tua dalam hal sekecil apapun bisa membantu orang tua dalam mendidik anak. Perhatian bukan berarti berbicara tentang bagaimana Anda sebagai orang tua bisa memberikan materi atau barang-barang kesukaan anak, tetapi juga dalam tindakan, misalnya yang dapat Anda lakukan adalah ketika anak Anda belajar, saat itulah Anda bisa menunjukkan perhatian dan kasih Anda dengan cara menemani mereka, walaupun hanya sekadar duduk di sebelah mereka. Dengan demikian anak Anda akan lebih bersemangat dalam belajar dan apabila ada kesulitan, Anda dapat membantu anak memecahkannya.

    Menjadi orang tua adalah tugas dan tanggung jawab yang mulia. Jadilah orang tua yang dapat dibanggakan oleh anak Anda. Didiklah anak Anda dengan baik, maka anak Anda akan memberikan sukacita bagi Anda dan keluarga.

Sumber : keluarga.com

CARA MEMBERSIHKAN DAN MERAWAT TALI PUSAR BAYI BARU LAHIR YANG BAIK DAN BENAR

Cara Mudah Membersihkan dan Merawat Tali Pusat Bayi Yang Baru Lahir dengan baik dan benar;

Tali pusat adalah jaringan pengikat yang menghubungkan plasenta dan fetus (janin). Fungsi dari tali pusat adalah menjaga viabilitas (kelangsungan hidup) dan memfasilitasi pertumbuhan embrio dan janin. Pembuangan senyawa sisa, serta pengangkutan oksigen, nutrisi, dan faktor pertumbuhan untuk janin berlangsung melalui tali pusat. Tali pusat tersusun dari 90% air dan terhubung dengan cakram intervertebral (80%) serta kartilago tulang rawan sendi (95%). Setelah bayi dilahirkan, tali pusat umumnya dijepit dan dipotong kemudian dibiarkan terpapar di udara untuk pengeringan. Dalam waktu 24 jam, warna putih kebiruan dari tali pusat akan hilang dan menjadi hitam setelah beberapa hari. Pengukuran gas tali pusat perlu dilakukan pada bayi yang lahir melalui proses bedah sesar untuk mengetahui kondisi kesehatan bayi. Darah dari tali pusat telah dimanfaatkan sebagai sumber sel punca untuk mengatasi beberapa penyakit tertentu.(Wikipedia.org).

Membersihkan dan Merawat Tali Pusat Bayi

Membersihkan dan merawat tali pusat merupakan salah satu bagian dari perawatan bayi baru lahir yang cukup menakutkan bagi bunda. Terutama, bagi bunda yang baru pertama kali memiliki bayi. Tidak perlu takut, merawat tali pusat pada bayi yang baru lahir tidak terlalu sulit, apalagi bila tali pusat dalam keadaan kering dan bersih.

Pada dasarnya, tali pusat bisa dibiarkan terbuka atau tidak perlu ditutup kain kasa dan harus dijaga agar selalu dalam keadaan kering. Yang penting lagi, selalu cuci tangan dahulu sebelum melakukan perawatan tali pusat.

Langkah-langkah perawatan tali pusat:
  1. Selama tali pusat belum lepas (umumnya 5-21 hari), bayi tidak perlu terlalu sering dimandikan langsung. Cukup diseka dengan kain handuk lembut yang dicelupkan air hangat. Ini untuk menjaga agar tali pusat tidak lembab dan tetap kering
  2. Jika dimandikan, sebaiknya daerah tali pusat dikeringkan secara cermat, jangan sampai ada kandungan air tersisa
  3. Biasanya tali pusat bayi baru lahir, tidak lengket dan bersih. Namun apabila terlihat ada bagian yang basah dan lengket di area pertemuan tali pusat dan perut bayi, dapat dibersihkan dengan bola kapas yang sudah disterilkan alkohol 70%
  4. Bungkus tali pusat dengan kasa steril
  5. Hati-hati saat mengenakan pakaian, usahakan agar popok dan celana bayi tidak mengenai daerah tali pusat agar tidak timbul iritasi
  6. JANGAN menutup tali pusat dengan plester, gurita bayi atau semacam jaring elastis yang hanya dapat menimbulkan iritasi
  7. JANGAN membersihkan atau merawat tali pusat menggunakan obat merah, salep antiseptik atau jenis obat apapun tanpa rekomendasi dokter.


Membersihkan dan Merawat Tali Pusat Bayi

Hati-hati dan segera hubungi dokter, jika terjadi:

Ditemukan nanah pada tali pusat serta berbau busuk, serta pangkal tali pusat atau kulit di sekitar tali pusat terlihat kemerahan dan ada pembengkakan. Harap curiga juga bila Si Kecil selalu menangis setiap kali daerah tali pusatnya tersentuh oleh jari.


Sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Tali_pusat
https://www.zwitsal.co.id/bayi/
Anak Sehat: 100 Solusi dr. Tiwi, Panduan Lengkap Kesehatan Bayi 0-24 bulan
Buku Pintar Ibu & Bayi, Panduan Lengkap Merawat Buah Hati & Menjadi Orang Tua Cerdas

6 PENYAKIT YANG HARUS DIWASPADAI SERING MENYERANG BAYI DAN BALITA

Beragam jenis penyakit diluar sana mengancam sikecil yang baru saja lahir ke dunia ini. Dibandingkan dengan orang dewasa, bayi dan balita memang lebih rentan terhadap panyakit. Kondisi geografis Indonesia yang berada di daerah tropis menjadikan variasi mikrooranisme penyebab penyakit lebih beragam. Diperlukan pengetahuan terhadap penyakit-penyakit yang biasa menghinggapi bayi dan balita, agar ayah bunda dapat bertindak cepat dan tepat dalam mencegah dan menanggulangi kondisi tersebut.
Bayi demam, bayi deare, bayi batuk, bayi muntah

Beberapa penyakit mungkin dianggap ringan dan biasa, namun ayah bunda patut waspada karena penyakit ringan pada orang dewasa dapat menyebabkan dampak yang berbahaya pada bayi atau balita. Penyakit apa sajakah yang sering menyerang bayi dan balita anda, dan bagaimana cara melakukan pertolongan pertamanya?  Berikut adalah tujuh diantaranya:

6 Penyakit yang paling sering menyerang bayi dan balita yang harus diwaspadai bunda dan ayah di rumah s


1. Diare. 
Menurut para ahli kesehatan anak, diare adalah problem kesehatan yang paling sering terjadi pada bayi dan balita. Perlu diketahui bahwa ada banyak hal yang dapat menyebabkan si kecil mengalami diare, termasuk diantaranya adalah infeksi bakteri, sensitif terhadap beberapa jenis makanan, dan terlalu banyak minum jus buah. Jika dalam 24 jam kondisi si buah hati tidak membaik, apalagi disertai muntah dan demam, segera hubungi dokter anak. Perbanyak asupan cairan terutama air putih atau oralit untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang.
Cara mengatasinya:
  • Apabila mencret pertama sudah disertai dengan darah, segera bawa dede kedokter. Begitu juga apabila mencret pada bayi terjadi terus menerus selama waktu 6 jam ataupun lebih, disertai muntah, tidak mau minum, matanya cekung, pusing dan berat badannya turun.
  • Jagalah asupan cairan bayi dengan tetap memberikan ASI kepadanya sesering mungkin
  • Berikan makanan yang lunak saja, pada anak yang sudah bisa makan makanan padat
  • Pemberian oralit juga disarankan pada bayi dan batita yang sedang diare
  • segera bawa anak kedokter, apabila diare terjadi lebih dari 1 minggu dan diare disertai darah.


2. Demam. 
Perlu diketahui ayah bunda bahwa demam bukanlah penyakit. Demam adalah kondisi dimana tubuh mengalami kenaikan suhu sebagai respon dari berbagai kondisi termasuk infeksi, tumbuh gigi, atau setelah imunisasi. Hubungi dokter segera jika bayi yang berusia di bawah 3 bulan memiliki suhu 38oC dan berusia 3-6 bulan memiliki suhu 38.3 oC, melalui pengukuran suhu lewat anus. Kompres kepala dan tubuh bayi menggunakan kain basah atau komres siap pakai. Upayakan bayi minum ASI banyak dan jangan kenakan pakaian terlalu tebal atau berlapis-lapis.


3. Sembelit. 
Cara gampang untuk mendeteksi sembelit pada bayi atau balita adalah dengan cara mengamati pada saat mereka buang air besar. Jika mereka menangis setiap kali BAB dan feses nya berbentuk padat dan cukup keras, maka kemungkinan si buah hati mengalami sembelit. Menambahkan asupan cairan yang berasal dari ASI atau jus buah biasanya akan membatu meringankan tanda-tanda sembelit. Hubungi dokter anak segera jika kondisi si kecil tidak membaik.


4. Ruam. 
ruam pada kulit bayi dapat disebabkan oleh beberapa faktor meliputi kulit kering, lecet, infeksi, atau alergi. Kulit bayi jauh lebih sensitif bila dibanding kulit orang dewasa, sehingga lebih rentan ternadap penyebab ruam. Untuk menghindari ruam akibat pemakaian popok, jangan biarkan popok basah terlalu lama. Jika popok sudah penuh, segera ganti dengan yang baru. Gunakan lotion khusus bayi atau baby oil untuk mengatasi kulit kering bayi.


5. Batuk. 
Ada banyak penyebab batuk pada bayi dan balita, penyebab yang paling umum adalah infeksi virus. Jika batuk disertai dengan demam sedang, kemungkinan disebabkan oleh infeksi virus. Para ahli kesehatan anak mengingatkan bahwa obat batuk sebaiknya tidak diberikan kepada bayi yang berusia dibawah 4 bulan. Berikan ASI lebih sering, pantau kondisi demamnya, jika dalam beberapa hari tidak membaik, segera hubungi dokter. Ayah bunda harus waspada, beberapa batuk dapat huga disebabkan oleh infeksi bakteri dan biasanya kondisi ini jauh lebih berbahaya dibanding batuk yang disebabkan oleh infeksi virus.

Vaksin pada Balita untuk Pencegahan

6. Infeksi Saluran Pernafasan Bawah

Penyakit infeksi saluran pernafasan bawah ini termasuk juga pneumania dan bronkitis. sulit untuk percaya, tetapi faktanya infeksi saluran pernafasan bawah jauh melebihi jumlah korban meninggal dunia diseluruh dunia dibanding penyakit lainnya. Angka kematian mencapai angka lebih dari 4 juta jiwa setiap tahunnya. Untuk pencegahannya dapat dengan memberikan berbagai vaksin kepada anak seperti vaksin flu (influenza), Haemophilus influenza tipe b(Hib), campak, pneumococcal, dan cacar air (varicella).